Categories: , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

TOP 15 Cutest Maknae by Nitizen


Hello, readers!
Back with me!
Sekarang, aku akan post 15 maknae paling imut se-Korea Selatan menurut Nitizen!
Kalian semua tahu kan Nitizen itu apa? Kalo gatau, tanya mbah gugel ya! xD
Oke, langsung aja!

Categories: , , , , , ,

Admiring You [Oneshot]


admiring-you

Title                             :           Admiring You
Author                        :           pearlshafirablue®
Main Cast(s)              :           Im Yoona [SNSD] – Kim Myungsoo [INFINITE]
Support Cast(s)        :           Other SNSD’s Member – Other Infinite’s Member
Genre                          :           Romance – Comfort
Duration                    :           Vignette
Rating                         :           Teen
Summary                   :
Seorang idola pasti punya idola juga kan? Apa salahnya jika kita mengidolakan seseorang? Yah, meskipun di dalam dunia Yoona sekarang ini itu terdengar tidak masuk akal. Karena dia seorang artis, Myungsoo juga. Bisa-bisa mereka mendapat skandal, dan skandal itu bakalan merusak hubungan Myungsoo dengan Krystal.

pearlshafirablue®

            “Yoona eonni!”
            “Eh, eoh?” Gadis berambut ikal hitam agak kecoklatan itu menoleh. Sedari tadi ia memandang ke arah panggung Dream Concert dari backstage. Hingga akhirnya pandangannya itu teralih ketika melihat dongsaeng-nya memanggil namanya.

Categories: , , , , , , , ,

ETERNITY [3/6]


eternity

Title                :           Eternity
Author           :           pearlshafirablue
Cast                :           Baekhyun [EXO-K] – Jessica [SNSD] – Bora [SISTAR]
Other Cast     :           Other kpop idol
Genre             :           Fantasy – Romance
Length           :           Chaptered [3 of 6] – 6 pages
Disclaimer    :           All of the characters is God’s and themselves’. The story is mine.

pearlshafirablue®

            “BYUN BAEKHYUN!”

            Aku langsung membuka paksa mataku dan terduduk. Nafasku tersengal-sengal dan bisa kurasakan bajuku basah oleh keringat. Aku mengerjap-ngerjapkan mata.

Categories: , , , ,

SM Entertainment Rilis Teaser Video untuk 'I Got A Boy'!

This is the Dance Ver!
And this is the Drama Ver!

 

Categories: , , , ,

SNSD Dapat Pujian dari Billboard Berkat DANCING QUEEN


SNSD

SNSD telah meluncurkan MV Dancing Queen sebagai langkah awal dalam menyambut album terbaru mereka yang bertajuk I Got a Boy. Belum lama dirilis, Dancing Queen sudah menui respon positif dari Billboard Amerika. Situs musik inipun memuji kerja keras SNSD dalam me-remake lagu lawas tersebut.
Menurut Billboard,

Categories: , , , , ,

Suzy Miss A dilecehkan, JYP Entertainment ambil Jalan Hukum


Suzy

Pelecehan seksual terhadap selebriti di internet memang bukan hal baru, dan kali ini korbannya adalah Suzy miss A. Baru-baru ini Suzy mendapat perlakuan tak menyenangkan dari seorang netizen yang mengunggah beberapa foto di dunia maya.

Dalam foto yang diupload, tampak sebuah patung kertas Suzy yang memegang semacam papan pengumuman. Di foto lainnya tampak seorang laki-laki yang diyakini adalah si pengunggah foto, ia terlihat seperti sedang melakukan aktivitas seksual terhadap ‘Suzy’.

Categories: , , , , , , , , , ,

ETERNITY [2/6]


eternity-psb

Title                :           Eternity
Author           :           pearlshafirablue
Cast                :           Baekhyun [EXO-K] – Jessica [SNSD] – Bora [SISTAR]
Other Cast     :           Other kpop idol
Genre             :           Fantasy – Romance
Length           :           Chaptered [2 of 6] – 7 pages
Disclaimer    :           All of the characters is God’s and themselves’. The story is mine.

pearlshafirablue®
            “Baiklah. Gamsahamnida, Baekhyun-ssi. Semoga informasi yang saya dapatkan dari anda dapat membantu.” Inspektur Jaejoong, kepala polisi di daerahku, beranjak pergi meninggalkan meja kepala sekolah setelah mengintrogasiku.

            “N-neCheonmanayo.” Jawabku pelan, langsung berdiri dan keluar dari ruang kepala sekolah mengikuti Inspektur Jaejoong.

            Ketika aku membuka pintu bisa kulihat nyaris seluruh murid Gyeongju High School mengelilingi kantor kepala sekolah dan menatapku cemas. Inspektur Jaejoong langsung mengajak Soojung masuk ke dalam ruang kepala sekolah—untuk diintrogasi. Jessica langsung menghambur ke arahku.

            “Baekhyun, apa yang terjadi? Apa yang mereka katakan?” Tanya Jessica khawatir. Aku hanya tersenyum tipis dan berjalan ke arah kelas. Dia mengikutiku.

            “Hei, aku serius, apa yang mereka katakan?” Tanya Jessica lagi setelah kami berdua duduk di bangku kami. Tidak ada satupun murid di dalam kelas saat ini kecuali kami berdua.

            “Hmm... tampaknya akulah namja terakhir yang berhubungan dengannya belakangan ini, selain oppa-nya dan appa-nya itu. Yah, jadi begitulah. Mereka berpikir siapa tahu aku mendorongnya dari atap karena merasa dicampakkannya.” Ulasku sekenanya.

            “Padahal sebenarnya sebaliknya kan?” Jessica tersenyum jail ke arahku. Aku langsung mencubit lengannya. “Appo!” Erangnya sebal. “Jadi, bagaimana kamu menghindari tuduhan itu?” Tanyanya—beberapa detik kemudian.

            “Setelah aku membuktikan alibiku, dan aku menjelaskan aku tidak punya motif untuk melakukan hal itu. Ketika dia jatuh aku sedang ada di kantin kan? Bersamamu?” Ucapku menjelaskan.

            “Iya sih, kau benar. Tapi bukankah kesaksian dari kerabat dekat belum bisa menguatkan alibi seperti itu?” Tuturnya.

            “Memang awalnya seperti itu, tapi aku langsung bilang selain kamu ada Eunjung sunbae dan Seunghyun sunbae yang melihatku di kantin saat kejadian itu berlangsung. Sehingga aku belum terbukti bersalah.” Terangku lagi.

            “Be-belum?”

            “Ya, belum. Jika polisi menemukan bukti yang mengaju ke arahku tentu saja pasti aku akan menjadi tersangka.” Aku mengambil botol minumku yang tinggal seperdelapan isinya dan langsung meneguknya habis. Aku kembali melirik Jessica. “Jess, kalau misalkan—ini cuma pengandaian loh ya—kalau misalkan Sulli jatuh karena sengaja menjatuhkan diri alias bunuh diri dan aku yang menjadi sebabnya, aku mungkin tidak ditunjuk jadi tersangkanya?” Tanyaku menarik kursiku agar lebih dekat ke dengannya.

            Jessica memutar bola matanya. “Hmm... sebenarnya kalau menurutku itu termasuk dalam kategori pembunuhan psikologis sih, tapi selama tidak ada yang dapat membuktikan kalau kamu yang membuat Sulli mengakhiri hidupnya, kamu tidak akan menjadi tersangka kok. Dan kalau memang ada yang bisa, kamu juga tidak akan dihukum berat seperti pembunuh lain biasanya, karena kamu hanya mencampakkannya, dan itu hak semua orang yang sudah bosan dengan kekasihnya kan?” Terangnya. Aku manggut-manggut mengerti.

            “Berarti, selama ini aku tidak salah ya mempermainkan hati yeoja? Itu kan hak-ku.” Cibirku sambil mengeluarkan smirk. Jessica hanya mendengus sebal.

            “Hei, kalau pengandaianmu tadi benar-benar terjadi, mungkinkah kau dihantui hantu Sulli?” Tanya Jessica tiba-tiba—langsung membuatku tersedak—padahal aku tidak sedang makan. “Ya! Pelan-pelan, Baekhyun.” Jessica menepuk-nepuk punggungku pelan. Aku langsung meliriknya sinis.

            “Apa kau bilang tadi, Jess? Aku dihantui Sulli? Tidak mungkinlah! Kau percaya dengan hal-hal begitu? Tidak ada hantu di dunia ini, Jess!” Bantahku.

            “Ada!” Serunya lebih keras. Aku mengangkat alis. “Eh, maksudku... mungkin saja ada. Tampaknya aku terlalu banyak baca novel horror.” Ucapnya sambil menggaruk-garuk kepalanya diikuti anggukanku.

pearlshafirablue®

            Akhirnya 5 hari setelah kasus kematian Sulli berlalu. Polisi tidak menemukan bukti apa-apa yang menunjukan kalau dia dibunuh sehingga kasus ini ditetapkan sebagai kasus bunuh diri. Dan dengar-dengar motif Sulli bunuh diri adalah stress karena berbagai tugas sekolah dan organisasi yang dia urus, sehingga menimbulkan tekanan di hati dan otaknya. Aku bisa bernafas lega setelah mendengar hal itu.

            Dan dalam 5 hari ini juga hidupku seperti sedia kala. Tidak ada mimpi buruk, kejadian aneh, seperti yang diterangkan Jessica beberapa hari yang lalu. Sudah kuduga dia kebanyakan baca novel.

            “Benar kan yang kubilang,” aku duduk di sebelahnya sambil menaruh ranselku di kursi. “Kau terlalu banyak baca novel.”

            “Hah?” Dia menoleh ke arahku sambil menutup buku sejarah yang dibacanya tadi. Hari ini memang ada ulangan sejarah. “Terlalu banyak baca novel?”

            “Ne.” Balasku. “Aku tidak apa-apa kan sekarang? Kalau benar Sulli menghantuiku harusnya aku sudah bunuh diri mengikutinya karena frustasi.” Kekehku. Jessica hanya mengedikkan bahu dan kembali membaca buku sejarahnya itu.

            “Annyeonghaseyo, anak-anak!” Bom seongsaenim—guru biologiku yang berwajah barbie itu—masuk ke kelas sambil menenteng sebuah tas dan beberapa map. “Hari ini kalian beruntung. Kelas kita kedatangan murid baru pindahan dari Seoul.”

            Mendengar ucapan Bom seongsaenim, kelas langsung ribut. Semua berbisik-bisik menebak siapa murid baru itu. Termasuk aku dan Jessica.

            “Kurasa akan ada penggantinya Sulli.” Ucap Jessica tersenyum simpul.

            “Pengganti? Tidak akan ada yang bisa menggantikan yeoja sempurna sepertinya tahu. Wajah cantik, tubuh proporsional, kulit putih, rambut indah, kaya raya, kemampuan berorganisasinya bagus, dan prestasi akademiknya menonjol. Tidak akan ada lagi yang seperti dia.” Komentarku yang langsung mendapatkan balasan pukulan dari Jessica.

            “Tapi pada kenyataannya dia bunuh diri karena dicampakkan namja brengsek sepertimu, Byun Baekhyun.” Ucapnya sinis. Aku hanya mendelik sebal.

            “Silakan masuk, Yoon Bora.” Bom seongsaenim mempersilakan murid baru itu masuk. Aku langsung membuka mataku lebar-lebar saat melihatnya.

            Rambut ikal hitam panjang, wajah imut dan cantik, tubuh yang bisa dibilang sangat seksi, kaki panjang yang jenjang dan kulit hitam eksotisnya ala penduduk daerah tropis itu langsung membuatku tidak bisa berkedip. Aku menelan ludah.

            “Chonun Yoon Bora ibnidaBangapta.” Ucapnya datar. Sayang sekali dia tidak tersenyum. Pasti kalau dia tersenyum kadar kesempurnaannya bertambah.

            Namja-namja sekelas langsung riuh setelah perkenalan singkatnya tadi. Sedangkan yeoja-nya langsung memasang tampang tidak suka ke arah barbie berjalan itu. Termasuk yeoja pabo disebelahku ini.
            “Berhentilah menatapnya dengan wajah pervert seperti itu, Baekhyun-ah. Seolah-olah kau akan memakannya.” Ucapnya ketus tanpa menoleh ke arahku. “Entahlah, aku langsung tidak menyukainya.”
            “Mwo? Kau tidak menyukainya? Kau gila, Jess? Dia sempurna! Kurasa aku harus menjilat ludahku sendiri.” Balasku terkekeh. “Aku harus mendekatinya.”

            “Tidak, Baekhyun. Jangan dekat-dekat dengannya. Aku merasakan sesuatu yang buruk dari dirinya.” Bantah Jessica serius. Aku menyerngitkan dahi.

            “Sesuatu yang buruk? Kurasa kau sama seperti yeoja lain di kelas ini, Jessica Jung. Kau tahu? Penyakit iri...” Tuturku pelan, takut menyinggungnya.

            “Kau bilang apa, Baekhyun? Aku iri?” Kurasa aku sudah membuatnya marah. “Dan kau bilang aku sama dengan yeoja lain? Kau salah, Baekhyun. Aku berbeda. Dan kau akan mengetahuinya nanti, kenapa aku berbeda.” Serunya ketus dan beranjak meninggalkan bangku saat Bom seongsaenim meminta kami pindah ke laboratorium biologi di lantai 3.

            Sial, kurasa Jessica marah besar kepadaku.

pearlshafirablue®

            Jam sudah menunjukan waktunya pulang. Seharian ini Jessica jutek sekali padaku. Biarkan sajalah, toh paling kalau nanti ada ulangan matematika dia sendiri yang datang ke rumahku minta diajarkan.

            Sekarang aku sedang berada di koridor lantai 2 setelah dipanggil Kang seongsaenim untuk mengumpul tugas bahasa Jepang. Kurasa Jessica sudah pulang daritadi.

            Aku mendengar derap kaki orang lain di koridor ini. Bisa kulihat bayangan seseorang terpantul dari kaca ruang janitory di tikungan menuju tangga. Yoon Bora.

            “Hei, mau kubantu?” Aku mendekatinya sambil tersenyum hangat. Dia membawa setumpuk buku di tangannya dan bisa kulihat dia cukup kerepotan. Pelan-pelan dulu Byun Baekhyun...

            “Tidak.” Balasnya singkat sambil berjalan melewatiku. Sial, yeoja itu sedingin kulkas!

            “Ya! Ayolah, aku tidak berniat jahat kok. Aku Byun Baekhyun, yang duduk dua meja di depanmu di kelas. Kau ingat?” Tanyaku berharap dia sedikit punya bayangan akan diriku.

            “Byun... siapa? Baekhyun?” Tanyanya sambil tetap memasang muka datarnya. “Aniya. Aku tidak mengenalmu dan tidak berharap untuk mengenalmu.”

            Jleb. Ini namanya goal!

            “Ah, gwaenchana. Kau kan juga baru masuk hari ini mungkin memang belum hapal benar murid sekelas.” Tuturku menahan malu. Ada yang tidak kenal Byun Baekhyun? Oh my God. “Jadi, berikan setengah buku itu. Biar kubantu kau.”

            “Tidak. Menjauhlah dariku.” Tembaknya sambil mempercepat langkahnya. Aku menatap punggungnya yang semakin menjauh dan akhirnya ditelan tikungan. Kurasa sebentar lagi reputasiku menurun drastis.

pearlshafirablue®

            “Jadi...” Jessica langsung membuka pembicaraan saat aku sampai di Swarovzky Café, tempat biasanya kami janjian. “Kau sudah mendekati yeoja-sempurna-yang-seksi-tapi-berhati-batu itu?”

            Aku hanya mendengus tanda tak yakin. Aku tidak menyangka setelah kejadian hari ini Jessica masih mau bertemu denganku dalam waktu dekat. Kupikir dia bakalan memusuhiku sampai minggu depan. Sudah kuduga tidak ada yang tahan berjauh-jauh dengan Baekhyun. Ya, kecuali yeoja es itu.

            “Sudah kubilang kan dia tidak menyukaimu dan aku tidak menyukainya. Jauhi saja dia, seperti katanya.” Ujar Jessica sembari membalik-balik halaman majalah Vogue Girl di tangannya.

            “Satu hal yang kau lupa adalah aku menyukainya. Jadi kurasa tidak semudah itu.” Balasku retoris. Jessica membulatkan matanya.

            “Kau menyukainya? Menyukainya dalam arti sesungguhnya atau hanya sekedar menyukainya? Aku tidak salah dengar kan?” Reaksinya berlebihan. Seolah-olah aku tidak pernah menyukai seseorang saja.

            “Entahlah, aku tidak tahu. Tapi melihat sifatnya yang secuek patung dan sedingin es itu membuatku tertantang untuk semakin mendekatinya. Dan rasanya kesal sekali tahu dicuekin oleh yeoja.” Cibirku cemberut. Jessica hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

            “Kau dapat karmanya kan? Siapa suruh punya hobi seperti itu. Kurasa Tuhan mengirimkan Bora karena marah padamu yang sudah membuat Sulli mengakhiri hidupnya sia-sia.” Komentar Jessica tajam. Aku hanya memutar bola mataku sambil mengaduk-aduk secangkir latte di depanku.

            Setengah jam kemudian, aku dan Jessica memutuskan untuk pulang. Aku memaksa Jessica untuk ikut di mobilku tapi ia bersikeras bahwa ia bisa pulang sendiri. Anak itu memang keras kepala. Ini sudah nyaris tengah malam dan yeoja—yang kuakui cukup cantik—sepertinya itu nekat pulang sendiri. Tapi kurasa melihat kekuatannya selama ini tidak akan ada yang berani mengusiknya.

            Akupun menginjak pedal gas dan mobilku membelah jalanan Gyeongju dengan cepat. Aku masih memikirkan kejadian beberapa hari ini. Kematian Sulli, kedatangan Bora, kemarahan Jessica, aku merasa ada sesuatu yang berhubungan. Ada yang mengganjal di otakku—entah apa. And I think, I crush on Bora.

            Aku baru saja akan menginjak gas saat lampu sudah berwarna hijau, tiba-tiba sebuah truk dari arah kanan melesat dengan kecepatan tinggi ke arah mobilku. Damn!

            Aku membanting setir dan membiarkan mobilku bergerak abstrak.

            BRRRAKK!!!

            Aku langsung terjungkal ke depan. Kepalaku membentur kemudi dan bisa kurasakan cairan merah segar berkumpul di kepalaku.

            Tidak, aku tidak tertabrak truk tadi karena aku berhasil menghindar dan berbelok ke arah sebaliknya. Tapi karena kehilangan kendali mobilku malah menabrak tiang listrik. Tapi lebih baik dibanding digilas truk sebesar itu. Yah, walaupun bemper mobilku rusak parah.

            Hening. Persimpangan jalan Myunghee itu hening tanpa ada satupun kegiatan yang berlangsung. Dengan susah payah aku turun dari mobil menahan rasa penat di kepala. Darahku bercucuran membasahi bajuku.

            JDEERR!!!

            Terdengar petir menyambar dan beberapa detik kemudian hujan turun. Sial. Tampaknya hari ini aku benar-benar sial. Aku langsung mengambil ponselku yang kuletakkan di dashboard dan menelpon seseorang yang namanya langsung terlintas dibenakku.

            “Yeoboseyo?” Terdengar suara cemprengnya dari sebrang. Aku tersenyum. Bahagia karena pada kenyataannya aku masih bisa mendengar suaranya setelah menimpa kejadian ini. “Baekhyun-ah? Waeyo?

            “Jess, jemput aku di perempatan jalan Myunghee. Kurasa... aku tidak dapat pulang sendiri.” Tuturku dengan suara serak. Sial, pandanganku mengabur.

            “Mwoya? Semalam ini kau masih berani menyuruh seorang yeoja keluar rumah?” Suara cemprengnya terdengar keras menusuk gendang telingaku. Aku menjauhkan ponselku beberapa senti.

            “Datang saja. Kurasa kau akan menjilat kata-katamu tadi setelah kau lihat apa yang terjadi sekarang.” Seruku keras karena suaraku ditelan derasnya hujan. Aku mematikan telepon. Kurasa mataku sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Perlahan-lahan kelopakku menutup. Dan aku menangkap bayangan seseorang beberapa detik sebelum mataku tertutup.

            Jessica?

pearlshafirablue®

            Aku membuka mataku perlahan. Bisa kulihat warna putih mendominasi. Aku bangun dari tidurku. Dimana ini? Ah iya, di rumah sakit pasti.

            Aku mengerjap-ngerjapkan mataku dan ketika penglihatanku sudah jernih sepenuhnya, aku mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan.

            Tidak. Ini bukan rumah sakit.

            Seluruh dinding di sekelilingku saat ini adalah dinding kayu yang tidak di cat dan sudah banyak kerusakan dimana-mana. Benar-benar tidak melambangkan ruangan rumah sakit. Hanya atapnya saja yang berwarna putih, jelas berlawanan dengan keadaan disekitarnya. Tidak mungkin Jessica menaruhku di rumah sakit seperti ini. Jadi ini dimana?

            Pintu kayu di depan tempatku tidur sekarang berderit. Perlahan-lahan pintu itu terbuka. Tubuhku langsung kejang saat melihat siapa yang masuk.

            Reflek aku langsung mundur ke belakang sampai mentok dengan dinding dan langsung menutupi seluruh tubuhku dengan selimut. Yeoja—yang seharusnya sudah menjadi mayat itu—menyeringai ke arahku dengan mata merah menyala dan sebuah pisau di genggamannya.

            Itu Choi Sulli.

            Bukan, itu hantu Choi Sulli.

pearlshafirablue®

To be continued

Categories: , , , , , ,

Selebriti yang Memiliki Tulisan Tangan Terbaik



Idols telah menampilkan pesona mereka di bidang yang paling dinamis misalnya entah apakah itu bernyanyi, menari, akting, bahkan dalam berbagai acara dan seni. Ingin tahu, seperti apa tulisan tangan mereka?

Categories: , , , , , , , ,

ETERNITY [1/6]


eternity

Title                :           Eternity

Author           :           pearlshafirablue

Cast                :           Baekhyun [EXO-K] – Jessica [SNSD] – Bora [SISTAR]

Other Cast     :           Other kpop idol

Genre             :           Fantasy – Romance

Length           :           Chaptered [1 of 6] – 5 pages

Rating           :             G / Teen

Disclaimer    :           All of the characters is God’s and themselves’. The story is mine.

A/N                 :           NEW FF FRESH FROM THE OVEN! HAPPY READING ALL!

Poster by ART FACTORY

pearlshafirablue®
            “Kita putus.” Ujarku—santai, sambil mengunyah potato chips yang ada di tanganku. Bisa kulihat dari sudut mataku, Sulli terkejut bukan main.

“A-apa kau bilang?” Ucapnya dengan suara serak.

“Kau tidak dengar? Kita putus. Sekarang kau bukan yeojachingu-ku lagi. Arrachi?” Jelasku sambil melirik ke arahnya sebentar. Tiba-tiba terdengar isakan darinya.

“Baekhyun... kau serius? Kita baru menjalin hubungan ini dari 3 hari yang lalu! Apa kau tahu berapa lama waktuku untuk bisa membuatmu menyatakan cinta padaku?! Dan ketika aku mendapatkannya kau merebutnya begitu saja dariku?!” Pekiknya sambil menangis. Untung saja sekolah sudah sepi. Bisa gawat kalau yeojachingu-ku yang lainnya mendengar. Kau kaget? Tidak usah. Inilah Byun Baekhyun. Seorang namja tampan yang bisa memikat hati semua yeoja. Tak terkecuali Sulli, yeoja kaya raya anak dari direktur Choi Corporation dan adik dari sang ketua OSIS—Choi Siwon. Bahkan bisa dibilang dialah yang mengejarku sejak kelas 1. Dan aku berhasil membuat yeoja tahan banting ini menangis.

“Terus kau pikir aku peduli? Aku sudah bosan denganmu dan aku sudah lelah dengan hubungan ini. Salah sendiri kau menyukaiku.” Ucapku ketus—tanpa belas kasih. Isak tangis Sulli semakin keras. Tapi kurasa hatiku tidak bisa dibeli dengan itu.

“Kau jahat, Baekhyun! Kau brengsek! Kau akan dapat karmanya nanti!” Sulli langsung beranjak dari hadapanku sambil menutup sebagian wajahnya yang penuh dengan air mata. Aku tersenyum puas.

Ya! Baekhyun-ah!” Aku menoleh dan kudapati Jessica—yerrobun­-ku sejak masa kanak-kanak, mendekatiku tanpa menolehkan kepalanya dari Sulli yang semakin menjauh. “Kau memutuskan Sulli?” Tanyanya tanpa rasa kaget yang berlebihan. Ya, hanya dia yang paling tau sifat dan tabiatku. Dan dia sudah terbiasa dengan sifat flamboyanku ini.

Ne, begitulah. Kasihan sekali dia, padahal gara-gara menerimaku dia menolak Yoseob dan Heechul sunbae yang jelas-jelas tergila-gila padanya.” Tuturku sambil tersenyum simpul.
Huh, bullshit, Baekhyun. Say it to yourself.” Cibir Jessica sambil menyenggol pundakku dan berjalan ke arah gerbang sekolah. Aku hanya terkekeh sebentar dan langsung mengambil ranselku di serambi kelas dan mengikutinya keluar.

pearlshafirablue®

            Aku mendekati Jessica yang sedang membaca sebuah novel di kantin. Pipiku masih terasa sakit dan panas gara-gara kejadian tadi. Aku langsung menghambur di depannya.

Ya! Baekhyun! Apa yang kau lakukan?! Kau membuatku tidak bisa membaca!” Sambarnya sambil memukul tanganku yang menutupi novelnya. Aku memekik kesakitan. Walaupun Jessica seorang yeoja, tapi kuakui kekuatannya melebihiku—tampaknya. Aku pernah membuatnya marah dan ia langsung meninju ulu hatiku sampai aku harus dilarikan ke rumah sakit beberapa tahun yang lalu. Itu sebabnya aku tidak pernah ingin ‘bermain-main’ dengannya.

“Aah! Mianhae, Baekhyun. Aku reflek tadi. Kau juga sih menggangguku.” Ucapnya sambil mengelus-elus punggung tanganku. Dia langsung terkejut saat melihat pipiku yang merah dan bengkak. “Hei, pipimu kenapa? Kok bengkak?” Tanyanya beralih dari tangan, ke pipiku. Aku kembali memekik saat dia menyentuhnya.

“Jangan sembarangan, Jessi-ya! Sakit tahu!” Ucapku meringis. Jessica hanya nyengir kuda.

“Jadi, apa yang kau lakukan sampai membuat pipimu seperti itu?” Ulangnya. Aku hanya mengedikkan bahu.

“Yaah, kau tahulah. Risiko menjadi orang tampan sepertiku. Aku hanya bilang ‘putus’ ke Jia, dan tiba-tiba saja pipiku menjadi begini. Untung saja kemaren Sulli tidak melakukannya.” Ulasku.

“Sudah kubilang jangan bermain-main dengan Jia. Dia itu satu klub judo dengan Amber dan Siwon sunbae tahu. Aku sudah yakin saat kau menyatakan cinta pada Jia waktu itu pasti kau akan berakhir begini.” Tanggap Jessica. Aku hanya tersenyum kecut.

Jessica kembali membaca novel di tangannya. Novel tebal yang jumlah halamannya kuperkirakan lebih dari 300 lembar itu berwarna hitam kelam dan banyak bercak merah darah di cover-nya. Sejumlah tulisan China menghiasi bagian belakang novel itu. “Ya, apa yang kau baca?”

Jessica melirikku sebentar. “Apa kau buta? Tentu saja aku membaca buku!” Aku menjitak kepalanya. Dia meringis. “Ya! Apa yang kau lakukan?!” Serunya sebal sambil mem-pout-kan bibirnya dan menatap ke arahku.

“Aku tahu kau membaca buku, tapi buku apa?! Pabo.” Ketusku kesal.

“Kau menyebutku apa tadi?!” Jessica meletakkan novelnya dengan kasar dan melotot ke arahku. Aku menelan ludah. Bisa-bisa aku masuk rumah sakit lagi.

A-aniya.” Jawabku pelan. “Jadi, novel apa itu?” Tanyaku untuk kedua kalinya. Jessica melirik novelnya sebentar dan kembali menatapku.

“Novel romance.” Ucapnya singkat. Aku menyerngitkan dahi.

“Aku memang bukan novel-addict, Jess, tapi aku tahu mana novel romance mana novel horror. Dilihat dari covernya saja aku tahu kalau itu novel horror.” Bantahku.

“Aku belum selesai berbicara, Byun Baekhyun.” Lanjutnya. “Ini memang novel horror, tapi banyak unsur romansa-nya juga disini.” Tampaknya dia akan bercerita tentang novel itu. “Jadi, ini cerita tentang seorang namja flamboyan yang hobi menyakiti yeoja. Pada suatu hari ada yeoja bunuh diri karena diputusi oleh namja playboy itu. Sehingga itu membuat si namja takut dan mengasingkan diri. Setiap malam dia dihantui oleh yeoja itu. Dan setiap detik hidupnya itu dipenuhi kesialan yang beruntun, hampir ditabraklah, jatuh dari tanggalah, pokoknya semacam itulah. Dan ternyata...”

Deg. Kok aku merasa novel itu menyindirku sih?

Dan ternyata apa?” Tanyaku penasaran, karena Jessica tidak melanjutkan kalimatnya.

“Hmm... entahlah.” Ia mengedikkan bahu. “Kau lihat kan? Aku belum selesai membacanya.” Sambungnya. Aku menepuk jidatku.

“Ceritakan aku kelanjutannya ya. Aku penasaran.” Pintaku. Jessica mengangguk.

“Hmm... Baekhyun, kau tidak pernah berpikir, mungkin saja salah satu dari mantan-mantan yeojachingu-mu itu bunuh diri karena merasa putus asa denganmu?” Tanya Jessica tiba-tiba—selang menit kemudian.

“Bunuh diri? Tidak mungkinlah, Jess. Mereka hanya kupacari paling lama satu minggu, tidak mungkin mereka menaruh hati terlalu dalam padaku. Contohnya si Naeun, yang seminggu lalu baru kuputusi dan dia menangis meraung-raung di depan rumahku saking sulitnya melepasku saja sekarang sudah jadi yeojachingu­-nya Doojoon sunbae. Dan dia sama sekali tidak terlihat membenciku atau semacamnya.” Jelasku. Jessica hanya manggut-manggut mengerti.

“Tapi bisa saja, mungkin ada yeoja yang sangat mencintaimu dan dia benar-benar frustasi saat tahu kalau kau hanya memainkannya saja, sehingga memutuskan untuk bunuh diri.” Ujar Jessica lagi.

“Sudah kubilang tidak mungkin. Kurasa semua mantanku waras semua, tidak ada yang memutuskan mengakhiri hidup hanya karena aku. Paling... yang mungkin melakukan hal itu hanya Jia. Diantara semua mantanku kan hanya Jia yang paling lama berhubungan denganku. Hampir sebulan. Tapi melihat bekas luka ini kurasa dia tidak akan mengambil keputusan itu.” Ucapku terkekeh. Jessica menyentuh pipiku lagi sehingga aku kembali berteriak. Aku menatapnya sebal.

“Jangan tertawa, Baekhyun. Kau pikir ini lucu?” Ujarnya sinis. Ah, dia mulai lagi.

“Ayolah, Jess. Kau tahu kan hobiku. Lagipula masih lebih baik aku daripada kau yang hobinya mencuri novel perpustakaan. Tindakanmu itu sudah masuk tindakan kriminal tahu—aaaw!” Jessica kembali mengusik pipiku sehingga aku mengerang kesakitan. “Stop it, pabo!”

“Makanya, jangan seenaknya mengumbar aib orang seperti itu dong.” Serunya sambil menoleh kanan-kiri. Takut-takut kalau ada Boa-nim dan Sandara-nim, penjaga perpustakaan yang selalu berhasil dikelabui oleh Jessica.

Ne-ne-ne, arraseo.” Balasku sebal. Aku langsung mengambil saputanganku dan menaruh beberapa balok es batu bekas ice tea di atasnya. Saputangan berisi es itu kemudian kutempelkan di atas pipiku. Langsung bisa kurasakan sensasi sejuk menjalari wajahku.

Ya, Baekhyun, kau melihat Sulli tidak belakangan ini?” Tanya Jessica sambil menutup novelnya. Aku mengangkat satu alisku.

“Hmm, tidak sih. Tapi tampaknya memang aku tidak pernah lewat depan kelasnya. Mungkin saja dia tidak keluar kelas.” Balasku sambil berpaling ke arah meja yang biasa diisi oleh anggota geng f(x)—geng Sulli. Cuma ada 4 orang disana. Victoria sunbae, Sunyoung, Amber, dan Soojung. Benar juga, Sulli tidak ada.
“Mungkin juga sih, tapi dengar-dengar dia sudah tidak masuk sekolah 3 hari. Dan kata Siwon sunbae, dia mengurung di kamar sambil menangis terus-terusan.” Terang Jessica. Aku hanya bisa mengangguk. Tapi kurasa, Jessica belum melepas pandangannnya denganku.

“Apa?” Aku membalas tatapannya itu.

“Mungkin... gara-gara kamu?” Jessica mengerlingkan matanya. Aku langsung menolak argumen tidak beralasannya itu.

“Tidak mungkinlah! Kalau kejadiannya seperti itu pasti Siwon sunbae sudah menghabisiku! Anggota f(x) juga seharusnya sudah melabrakku! Sulli itu yeoja ember, tidak mungkin dia tidak menceritakan masalah ini ke siapa-siapa.”

Arraseo. Biasa saja dong! Toh aku cuma bertanya.” Balas Jessica mencibir. Lagian juga, tidak mungkin yeoja ambisius seperti Sulli tidak masuk sekolah hanya karena putus cinta.

Tiba-tiba aku mendengar suara jatuh yang sangat keras diikuti suara rintihan seseorang. Aku dan Jessica serempak menoleh ke arah gedung aula—sumber suara tadi. Segerombol orang sudah berkumpul di belakang gedung aula. Tampaknya ada sesuatu terjadi.

Bisa kulihat berbondong-bondong orang berlari-lari panik melewati mejaku. Aku langsung menarik tangan salah satu yeoja yang lewat disampingku untuk menanyakan apa yang terjadi.

“Ada orang jatuh.” Ucap Eunjung sunbaeyeoja yang kutahan tadi. Diikuti anggukan Seunghyun sunbaenamja disebelahnya—rapper dari salah satu band kebanggaan sekolah, Bigbang. Mereka berdua langsung mengambil langkah seribu setelah aku melepas cekalan tanganku pada tangan Eunjung sunbae.

“O-orang jatuh?” Nafasku tercekat. Jessica menatapku panik. Kami berdua langsung meluncur ke TKP.

Aku dan Jessica menyusup di antara begitu banyaknya murid yang berkumpul di halaman belakang aula itu. Jessica langsung menarikku saat ia sudah sampai di depan duluan.

“Baek... hyun...” Suaranya bergetar. Ia tidak melepaskan pandangannya dari apa yang ada di atas tanah dihadapannya sekarang. Cairan merah kental mulai menjalari sol sepatu sport rebook-nya.

Dan ekspresiku tidak beda jauh dengannya. Mataku membesar seolah-olah akan keluar dari cangkangnya. Keringat dinginku bercucuran. Shock.

Victoria sunbae langsung terkejut bukan main saat melihat apa yang ada di depannya. Ia langsung berlari ke arah orang itu dan memeluknya sambil menangis.

“CHOI SULLI!”

pearlshafirablue®

To be continued

Categories: , , , , , ,

#1 PSD - Green Girl ft Kim Hyoyeon


My first PSD! I know it's not good but let me learn more^^


Please comment if taking^^ DON'T CLAIM IT AS YOURS!

 
Dazzling © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters